Apa sih penyebab jerawat?

Pertanyaan ini kelihatannya adalah pertanyaan wajib pasien jerawat yang datang berobat ke saya.. Tidak hanya pasien yang baru datang berobat yang bertanya tentang hal ini, terkadang pasien lama pun masih sering bertanya-tanya, “Apa sih dok penyebab jerawat saya kali ini? Rasanya sudah menghindari semua yang katanya bisa bikin jerawat kok masih muncul jerawat baru juga ya???”

Secara medis, berlawanan dengan mitos yang beredar luas di kalangan pasien, ternyata kacang dan coklat tidak menyebabkan jerawat. Nah, lalu apa dong yang menyebabkan jerawat?

Proses terjadinya jerawat dimulai sekitar 2-3 minggu sebelum muncul dipermukaan kulit. Begitu jerawat muncul, itu adalah tahap akhir dari sebuah proses yang panjang. Dimulai di muara folikel pilosebasea, sebuah lubang kecil yang kita kenal sebagai pori-pori. Jauh di dalam masing-masing folikel, kelenjar sebasea bekerja untuk menghasilkan sebum, minyak yang membuat kulit kita lembab dan lembut. Secara alami kulit selalu memperbaharui diri, sel-sel lama mati, bercampur dengan sebum, dan terkelupas. Dalam keadaan normal, proses terjadi secara bertahap dan tidak terlihat mata. 

Tetapi proses pengelupasan ini berbeda untuk setiap orang. Ada yang merata – ada yang tidak. Kalau tidak merata maka sel mati dapat menggumpal dan membentuk sumbatan - seperti gabus dalam botol. Sumbatan ini adalah komedo, yang terus bercampur dengan sebum dan bakteri di dalam folikel. Hasilnya folikel mulai membengkak karena produksi sebum terus terjadi. Tubuh kemudian berusaha membunuh bakteri dengan segerombolan sel darah putih, sehingga terjadi peradangan. 

Seluruh proses memakan waktu 2-3 minggu, hasilnya adalah jerawat oh jerawat. Jadi walaupun jerawat tidak muncul dalam semalam, seperti yang sering dikeluhkan pasien saya " Betul dok.. kemarin saya tidur belum ada, pagi ini tau-tau nongol.. Duh, mana ada acara penting weekend ini.. Gimana nih dok???" 

Berikut adalah penyebab utama jerawat:

Penyebab # 1: Hormon.
Bagi kebanyakan pasien jerawat, masalah dimulai saat pubertas, ketika tubuh mulai memproduksi hormon yang disebut androgen. Para orang tua yang mengantar anak remajanya berobat sering berkomentar’ “Biasa dok, jerawat genit dok..” Hehe karena kebetulan usia pubertas juga merupakan usia para remaja mulai bergenit ria. Nah sebetulnya bukan genitnya, tapi karena hormon ini menyebabkan kelenjar sebasea membesar. Pada penderita jerawat kelenjar sebasea terus dirangsang oleh androgen, dan ini dapat terus selama beberapa dekade. Pada kondisi ini, pasien akan terus bermasalah dengan jerawat walau sudah lewat masa pubertas, yang dikenal dengan jerawat dewasa (adult acne). Pasien ibu-ibu atau bapak-bapak dengan jerawat kadang mengeluh “ Dok, katanya kalo sudah menikah jerawat hilang. Kok saya sudah menikah dan punya anak tetap saja jerawatan. Kapan habisnya nih dok?” Hmm selama hormon ini masih terus merangsang kelenjar sebasea, apa daya jerawat akan terus muncul. Hormon androgen ini juga bertanggung jawab untuk kambuhnya jerawat yang berhubungan dengan siklus menstruasi dan kehamilan.

Penyebab # 2: Extra sebum.
Ketika kelenjar sebasea dirangsang oleh hormon androgen, sebum menghasilkan ekstra. Dalam perjalanannya sampai folikel ke permukaan kulit, sebum bercampur dengan bakteri kulit dan sel-sel kulit mati. Sebetulnya proses ini normal, tapi adanya sebum yang berlebihan dalam folikel meningkatkan kemungkinan penyumbatan - dan dapat menyebabkan komedo adan akhirnya jerawat. Jadi memang betul pendapat awam bahwa orang yang kulitnya berminyak lebih mudah mengalami jerawat.

Penyebab # 3: Sumbatan folikel.
Biasanya, sel-sel mati di dalam folikel secara bertahap dikeluarkan ke permukaan kulit. Tapi jika kelenjar sebasea terlalu aktif, sel-sel ini dilepaskan lebih cepat. Bercampur dengan sebum yang berlebihan, sel-sel kulit mati akhirnya membentuk sumbatan di folikel, mencegah kulit menyelesaikan proses pengelupasan alami. Sumbatan ini menyebabkan pertumbuhan bakteri meningkat yang ujung-ujungnya dapat menyebabkan jerawat.

Penyebab # 4: Bakteri.
Bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes) adalah bakteri yang normal ditemukan di kulit. Namun bila folikel tersumbat, bakteri P. acnes berkembang biak dengan cepat, menciptakan reaksi kimia yang kita kenal sebagai peradangan pada kulit folikel dan sekitarnya. Hasilnya? Ya lagi-lagi jerawat..

Penyebab # 5: Peradangan.
Ketika tubuh menemukan bakteri yang tidak diinginkan, ia akan mengirimkan pasukan sel darah putih untuk menyerang. Proses ini disebut chemotaxis atau, respon inflamasi. Inilah yang menyebabkan jerawat menjadi merah, bengkak dan sakit. Respon inflamasi berbeda untuk setiap orang, namun penelitian telah menunjukkan bahwa respon ini sangat kuat pada wanita dewasa. Itulah sebabnya banyak wanita terus menderita jerawat baik setelah masa remaja mereka. Itulah juga mengapa pada kasus jerawat dewasa, kebanyakan pasien saya adalah wanita. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pityriasis Alba, si putih yang mirip panu..

Creeping Eruption (Cutaneous Larva Migrans) : penyakit lama yang muncul kembali..

Keratosis Pilaris alias kulit ayam